 
Sudan: Bencana Kemanusiaan Terburuk dalam Sejarah
Sudan telah lama berjuang melawan konflik dan pengungsian sejak krisis Darfur pada tahun 2003.
Hampir setengah dari seluruh penduduk Sudan, sekitar 25 juta orang, membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan segera. Negara ini menghadapi kelangkaan pangan akut, air, obat-obatan, dan bahan bakar.
Lebih dari 25 juta orang kini hidup dalam kerawanan pangan akut, termasuk 8,5 juta orang yang berada dalam tingkat darurat; artinya, mereka tidak tahu apakah besok masih bisa makan.
Kekurangan kebutuhan dasar, ditambah kekerasan yang terus berlanjut dan ketidakpastian kapan perang dan kekerasan berakhir, telah memaksa 13 juta orang — satu dari tiga warga Sudan — meninggalkan rumah mereka demi bertahan hidup. Di antaranya, 8,6 juta orang mengungsi di dalam negeri, sementara 3,8 juta lainnya mencari perlindungan di negara lain.
Perempuan dan Anak-Anak Paling Rentan dan Terancam
Krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Sudan memberikan dampak yang sangat berat bagi perempuan dan anak-anak. Menurut perkiraan PBB, bahkan sebelum perang dimulai, sudah ada lebih dari 3 juta perempuan dan anak perempuan di Sudan yang berisiko mengalami kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
“Tim kami di lapangan menyaksikan langsung penderitaan mengerikan yang dialami perempuan dan anak perempuan yang terpaksa melarikan diri dari Sudan,” kata Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR).
“Rangkaian pelanggaran hak asasi manusia yang mengejutkan ini harus segera dihentikan. Bantuan bagi para penyintas dan mereka yang berisiko sangat mendesak — namun hingga kini, pendanaannya masih jauh dari cukup.”
Hampir tiga perempat fasilitas kesehatan di Sudan kini tidak berfungsi, sementara penyakit seperti kolera, campak, dan malaria terus menyebar — pada saat dua pertiga penduduk tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dasar.
Krisis Iklim: Beban Lain di Balik Perang dan Kekerasan
Perang bukan satu-satunya musuh. Bencana iklim seperti kekeringan dan banjir menghancurkan ladang dan ternak, memperburuk kelaparan dan kemiskinan. Di banyak wilayah Sudan, kelaparan kini menjadi ancaman nyata.
Pada Agustus 2024, Komite Peninjauan Kelaparan secara resmi mengonfirmasi terjadinya kelaparan di Darfur — pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir. Namun jutaan lainnya di seluruh Sudan kini berada di ambang nasib yang sama.
Tanpa solusi dan dukungan dunia internasional, ratusan ribu orang lainnya akan terus melarikan diri — mencari makanan, air, dan tempat aman untuk bertahan hidup.
Apa yang Dilakukan UNHCR?
UNHCR hadir di garis depan, bekerja tanpa henti di dalam Sudan dan negara-negara sekitarnya untuk:
- Menyediakan tenda dan tempat tinggal darurat, makanan, air bersih, dan perlengkapan darurat (selimut, sabun, kelambu, dsb).
- Melindungi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
- Mendirikan pusat transit aman bagi pengungsi baru.
- Memberikan dukungan psikososial dan perlindungan hukum.
- Menyelenggarakan pendidikan darurat bagi anak-anak pengungsi.
Namun, kebutuhan terus meningkat, sementara dana bantuan sangat terbatas.
Donasimu bisa membantu mereka bertahan hidup di tengah krisis:
 💧 Air bersih dan makanan untuk keluarga yang kehilangan segalanya.
 🏠 Tempat berlindung dan perlindungan bagi pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan.
 🕯️ Harapan dan kehidupan baru bagi anak-anak yang terpisah dari keluarganya.
 
 
     Donasi anda 100% aman.
 Donasi anda 100% aman.